DNA Membongkar Kasus Pembunuhan yang belum Terpecahkan Selama 15 Tahun Lalu

Saturday 12 July 2008

(Erabaru.or.id) - Jumlah contoh yang tersimpan di gudang data DNA Inggris telah memecahkan rekor 2 juta, mewakili 1/30 populasi Inggris. Data-data tersebut telah menjadi sarana polisi yang kuat dalam menindak kasus kejahatan, bahkan kasus pembunuhan yang belum terpecahkan di masa lalu pun dapat dibongkar.
Baru-baru ini kepolisian Inggris kembali mengadakan penyelidikan terhadap sebuah kasus pembunuhan 15 tahun lalu. Pada hari Valentine tahun 1988 waktu itu, seorang gadis 20 tahun yang bernama Heather dibunuh dengan 50 lebih tusukan pisau, dan mati mengenaskan di dalam kamar apartemennya sendiri. Polisi menemukan setetes darah yang golongan darahnya berbeda dengan korban di atas selembar kertas kaca bungkusan rokok di lokasi, namun tidak diketahui siapa orangnya, hanya bisa memasukkannya ke dalam arsip untuk disimpan jika dibutuhkan kelak.
Setelah gudang DNA semakin penuh, dan demi untuk menemukan lebih banyak contoh darah, mengadakan perbandingan DNA yang mungkin berasal dari tersangka, polisi kembali ke lokasi pembunuhan, mengangkat semua papan dinding di ke-4 sudutnya. Dan hasilnya membuat mereka terkejut girang, benar-benar menemukan lebih banyak bekas darah, dari sana memperoleh DNA yang sempurna, untuk di-input ke komputer, dan dilakukan perbandingan DNA di gudang data.
Meskipun, hasil perbandingan tidak ditemukan sama sekali contoh yang cocok, namun yang membuat pihak polisi merasa heran adalah, ada DNA yang ditinggalkan oleh seorang lelaki yang dikarenakan melakukan kejahatan dalam kasus pencurian, sangat mirip dengan DNA yang diambil di lokasi pembunuhan. Namun, polisi tahu persis bahwa lelaki ini tidak mungkin tersangka, sebab ketika pembunuhan terjadi, ia masih belum lahir. Lalu, polisi mulai mengadakan kunjungan satu demi satu terhadap saudara keluarga lelaki tersebut.
Saat polisi mewawancarai paman si lelaki yang bernama Geovour itu, ia terus terang mengakui bahwa dia sendiri adalah tersangkanya. Ia memberi pengakuan, bahwa waktu itu ia mengadakan transaksi hubungan seks dengan Heather dan telah disepakati dengan harga 30 poundsterling, namun saat setelah ia membayar, ia mengubah keputusannya, dan ingin mengambil kembali uangnya, namun ditolak. Di bawah kemarahan yang meluap-luap, lalu ia dibunuh dengan 50 lebih tusukan pisau.
Polisi mengirim DNA Geovour ke laboratorium untuk dianalisa, dan menemukan DNA sangat cocok dengan DNA di lokasi pembunuhan tersebut, keseluruhan kasus akhirnya terpecahkan, ia kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan.
Ketika sistem penyelidikan polisi Wales, Inggris, paling awal menyelidiki kasus ini, hampir terjadi salah tuduh. November 1990, teman lelaki si korban dan 2 orang sahabatnya, melalui proses interogasi yang panjang, diyakini sebagai tersangka dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Dua tahun kemudian, pengadilan naik banding menganggap, bahwa cara mendapat pengakuan terdakwa tidak layak dan mengubah vonis mereka bertiga menjadi tidak bersalah.
Ketika Geovour akan divonis, mereka bertiga khusus datang ke pengadilan untuk mendengar, dan menyampaikan contoh kasus mereka yang hampir salah tuduh, ini menerangkan bahwa Inggris tidak semestinya mempertimbangkan kembali merehabilitasi hukuman mati.
Menurut statistik Departemen Dalam Negeri Inggris, bahwa polisi membongkar kasus pembunuhan yang terpecahkan dengan menggunakan gudang data DNA rata-rata setiap bulan adalah 15 kasus, kasus kekerasan yang terpecahkan setiap bulan sebanyak 31 kasus. Tahun lalu, kasus kejahatan yang terbongkar polisi Inggris dengan menggunakan bukti DNA mencapai 21 ribu kasus, telah meningkat 132% dibanding tahun 2000.
(Sumber: Dajiyuan)

0 comments: