Kisah Nyata Seorang Ibu

Sunday 20 July 2008

Saat tim penyelamat menemukan dia, dia telah meninggal, tertindih oleh bangunan yang hancur. Melalui lubang di antara timbunan bata, tim penyelamat melihat dia dalam posisi berlutut, tubuh bagian atas terlipat ke depan, dengan kedua lengan menyangga tubuhnya, seperti posisi orang berdoa dalam upacara2 kuno. Tim penyelamat memanggilnya melalui bata2 dan debu2 bangunan, tidak ada jawaban, maka mereka bergerak meninggalkan tempat itu.

Namun tiba2 ketua tim penyelamat menyadari sesuatu, dan bergegas kembali ke tempat itu, "kembali, kembali" serunya, dia bergerak mendekati wanita itu, berusaha mencapainya melalui timbunan bata yang hancur, setelah berulang kali mencoba, dia berhasil mencapai wanita itu dan berteriak "ada seseorang, ada seorang anak... dia hidup".

Setelah menyingkirkan bata-bata, mereka menemukan seorang bayi berusia 3 - 4 bulan, tertidur tenang, dibungkus selimut merah dengan bunga2 kuning, di bawah dada wanita itu, terlindungi oleh lengan dan tangannya.

Seorang dokter datang untuk memeriksa bayi itu, saat membuka selimut itu, sebuah handphone terjatuh, di layar hp itu tertulis sebuah pesan "anakkku tercinta, bila kamu dapat bertahan hidup, ingatlah.... aku sangat mencintaimu" .

Dokter itu yang telah melihat berbagai kejadian mengerikan dalam beberapa hari terakhir ini, menangis.. Handphone itu diedarkan kepada para tim penyelamat lainnya, diikuti dengan aliran air mata

0 comments: