bunga langka

Sunday 6 July 2008

Bunga Langka ‘Udumbara’ Merekah di Batam, Dikunjungi Walikota



(Erabaru.or. id) - “Eh bunga apa ini, kecil mungil tapi cantik, kok seperti yang di internet itu” mungkin ini kalimat yang ada di benak Eviyanti pagi itu, saat melihat merekahnya bunga Udumbara di lokasi tempat dia berlatih Senam Falun Dafa, Batam Centre, Batam. Sesaat kemudian tempat itu dikerumuni oleh orang-orang yang ingin melihat bunga langka tersebut.

Pagi itu, Minggu (27/4) puluhan praktisi Falun Dafa seperti biasanya berlatih senam Falun Dafa di lapangan pemerintah Kota Batam. Sebuah aktivitas yang rutin dilakukan sejak lama. Lokasi yang lebih dikenal dengan sebutan alun-alun Engku Puteri tersebut memang menjadi pusat berolahraga bagi masyarakat Batam, khususnya setiap Minggu pagi. Namun berbeda dengan minggu-minggu sebelumnya, pagi itu menjadi istimewa dengan ditemukannya ‘bunga Udumbara’ oleh Eviyanti, bocah berusia 10 tahun, yang turut berlatih senam Falun Dafa bersama orangtuanya. Bunga mungil nan lembut berwarna putih yang tumbuh di daun sebuah tanaman menarik perhatiannya hingga ia sadar bahwa bunga tersebut bukan bunga biasa. Bunga langka yang pernah dilihatnya di internet.

Bentuknya mungil dan lembut. Tingginya rata-rata 8 milimiter, berwarna putih dengan tangkai lebih kecil dari rambut manusia. Bunganya tumbuh berkelompok satu titik, nampaknya ditumbuhi 10 hingga 20 tangkai. Sedangkan diatasnya muncul dan tumbuh daun yang menyerupai kapas, kecil dan bulat. Secara keseluruhan Udumbara muncul pada delapan daun. Beberapa daun mempunyai 30 tunas kecil di atasnya, beberapa memiliki 40, 50 atau 60 tunas.

Setelah ditelusuri di sekitar lokasi awal ditemukan, ternyata bunga Udumbara banyak sekali tumbuh di hampir sekeliling lapangan dilapangan Engku Putri. Seorang pecinta bunga, Lukman yang datang karena menyebarnya berita temuan bunga langka tersebut, mengatakan bahwa bunga ini termasuk bunga langka dan ia percaya kalau bunga udumbara bukan bunga duniawi.

Berita ini dimuat di harian setempat, Tribun Batam, menyebabkan banyak warga kota Batam datang melihatnya secara langsung.

Banyak orang yang memetik bunga Udumbara dan dibawa pulang untuk diperlihatkan ke orang lain. Oleh karenanya Pemko Batam melalui humasnya pada senin sore (28/4) memberi tulisan peringatan berukuran 4R. Diantaranya berbunyi “Peringatan, mohon jangan disentuh. Please, do not touch,” dan lain-lain. Beberapa pohon diberi lakban sebagai pembatas karena banyak ditumbuhi Udumbara. Aparat Pemerintah Kota Batam mesti memasang line, pembatas untuk menghindari membludaknya warga yang ingin menonton. Beberapa petugas Satpol PP juga ditugaskan Pemko Batam menjaga bunga-bunga tersebut agar tidak dirusak.

Selain muncul di Batam, sebelumnya bunga Udumbara telah dilaporkan di Australia, Korea, daratan China, Hong Kong, Singapura, dan Taiwan. Udumbara mulai tumbuh pada Patung Buddha, batu bata, kaca, pipa besi, dan daun tanaman. Gejala paling awal merekahnya Bunga Udumbara di Korea terjadi pada bulan Juli 1997. Pada saat itu Kepala Biara di jalan Jingji, distrik Guangzhou menemukan 24 kuntum Bunga Udumbara di bagian dada patung Tatagatha emas yang berdiameter 3 cm. Kemudian Bunga Udumbara bukan hanya ditemukan di vihara, berturut-turut juga ditemukan di sejumlah tempat lain. Menurut catatan kitab Buddha, tahun 1997 adalah tahun 3024 tarikh Buddhis.

Kelangkaan bunga Udumbara menjadikan bunga ini istimewa dan berharga. Tercatat pada kitab Buddha sebagai bunga yang diimajinasikan, baru akan merekah pada saat Tatagatha atau Raja Pemutar Roda datang ke dunia. Kitab Fa Hua Wen Ju (Saddharma Pundarika Sutera), mencatat bahwa bunga Udumbara, muncul tiga ribu tahun sekali, di kala muncul Raja Roda Emas datang. Sedangkan menurut “Etimologi dalam YinYi Huilin,” sebuah kitab suci Buddha dari Dinasti Tang pada awal abad ke-9, “Udumbara muncul di Langit. Ini bukan milik manusia di dunia. Hanya maha belas kasih dari Tathagata yang sedang bereinkarnasi atau munculnya Raja Sakral Falun yang akan menyebabkan Udumbara muncul di dunia manusia.”



Wali Kota Batam Ahmad Dahlan tertarik dengan tumbuhnya bunga Udumbara di Engku Putri, Batam Centre. Didampingi Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Batam Yusfa Hendri, Dahlan meninjau keberadaan bunga langka tersebut, Selasa (29/4). Dahlan mengungkapkan, jika benar tumbuhan tersebut adalah Udumbara, ia berharap supaya dapat dipublikasikan secara luas. Sehingga khalayak ramai dapat mengetahuinya. Ia berharap ada ahli yang benar-benar memahami tumbuhan itu dan dapat memeriksa keberadaan tumbuhan ini lebih lanjut. Seperti yang diberitakan Tribu7n, bunga Udumbara bagi umat Budha merupakan bunga surga. Bunga tersebut muncul setiap 3.000 tahun sekali. Tumbuhnya bunga itu juga mengundang perhatian warga Batam. (*)

Sebelum Aset/Barang Berharga Anda hilang, Amankan Kantor/Rumah Anda dengan Door Access Control & CCTV: Hubungi info@berkatama. com

Tujuan Arsitektur yang Paling Utama ialah Menghasilkan Kepada Manusia Sebuah Lingkungan yang Manusiawi


Rumah dengan panorama laut di Zichron Yaakov – Israel. Holistik, secara arsitektur dilaksanakan konsekwen. (Nili Portugali)

(Erabaru.or. id) - Di dalam era jaga jarak dan pemisahan (terkotak-kotak) ini, dengan kecenderungan, semua hal serba dirancang dengan penggunaan komputer, tetapi Nilli Portugal masih men-design di luar ruang. Tahapan pertama perencanaannya tidak dilakukan dengan simulasi software modern, melainkan langsung di tempat, di mana bangunan itu nantinya bakal didirikan. Dengan alat bantu seperti tali dlsb dia memagari batas properti di proyek, memastikan profil dan karakter tersebut untuk diendapkan pada dirinya dan bagaimana massa bangunan yang bakal dibangun itu bakal mengisi ke dalam lingkungan tersebut.

Perkembangan yang dapat dijalani bukan hanya Teknologi. Sepertinya kita telah terbiasa dengan pengertian kita dewasa ini bahwa perkembangan itu terkurangi oleh sejumlah norma-norma seperti penghematan energi dan air bersih, pelanggaran minimal pada lingkungan atau material apa yang dapat dipergunakan dalam membangun. Portugali melebarkan cakrawala-pandangan ini dimana dia menempatkan kenyamanan pengguna-akhir proyek pada titik sentral dari pengamatannya. Apa yang baik terhadap manusia, juga akan baik bagi lingkungan. Demikianlah, untuk dengan segera menyebut sebuah contoh konkret, bermanfaat bagi manusia, artinya, bilamanapun akses/mulut tangga-naik memperoleh sinar matahari (red.: Di negara 4 musim pencahayaan matahari sangat dipentingkan di dalam tempat tinggal). Bersamaan dengan itu kita tidak tergantung dengan listrik.

Tanah, dimana rumah akan didirikan, tidak selalu sama (situasi kondisinya); keunikannya harus dipertimbangkan untuk diikut-sertakan pada semua bagian perencanaan dari gedung itu demikian pula dengan pandangan ke arah luarnya. Di saat Portugali merancang sebuah jendela, dia merancangnya on the spot/langsung di lokasi proyek, karena sangat penting, kesan apa yang bakal terbayang di depan mata pengguna ketika melongok keluar dari dalam jendela atau bagi seorang pejalan kaki yang kebetulan melintas di luar gedung.

Perencanaan sebuah gedung adalah sebuah mata rantai dari detail-detail, dimulai dengan bentuk dan warna dari dinding luar, sampai dengan interiornya. Portugali merancang sebuah proyek secara holistik/keseluruha n, dari tampak luar gedung hingga ke detail.

"Bagaimana kita menempatkan sebuah pengalaman, yang hendak kita hadirkan pada suatu tempat tertentu, ke dalam tindakan?“ Portugali menceritakan kepada kami, bahwa pada era tahun 70-an hasil dari sebuah grup peneliti, pada lokasi-lokasi bersejarah, dimana kita merasa nyaman, tidak tergantung apakah kita memiliki ikatan emosional dengan kebudayaan setempat tersebut, sepertinya terdapat sebuah elemen kebersamaan yang berefleksi agak mendalam di dalam diri kita. "Ketika kita dapat mengidentifikasi struktur bentuk yang mengakibatkan perasaan tersebut,“ dia selanjutnya menambahkan, "Di saat itulah kita mestinya dapat mendirikan ulang dengan sama baiknya tempat seperti itu pada zaman sekarang ini.“

Tempat-tempat yang Universal dan Tradisi

"Itu tidak ada kaitannya dengan nostalgia“, kata sang arsitek perempuan tersebut, "Melainkan lebih dikarenakan, sebagaimana kita merancang sesuatu, ketika kita tiba pada suatu penghargaan pada dunia dan kembali kepada struktur bentuk yang paling cocok untuk itu.“ Portugali melihat ada sebuah hubungan dengan tradisi. "Pada masa lampau terdapat pada segenap aspek kehidupan sebuah tradisi. Permasalahaannya menjadi jernih. Terdapat titik-titik keterhubungan yang mendiktekan bahasanya. Sekarang ini kita tidak memiliki lagi kebudayaan murni dan oleh karena itu tidak ada lagi bahasa (spiritual). Grup peneliti dari tahun 70an mengatakan, untuk dapat mencipta sebuah lingkungan, dimana semua anggota saling memahami, semestinya orang mendefinisikan ulang/baru struktur bentuknya.“ Sudah tiba waktunya menemukan struktur yang kuat yang dapat menggantikan kualitas yang telah hilang.

Apakah struktur bentuk itu?

Portugali berasal dari kota Safed. Keluarganya hidup di sana sudah selama 7 generasi. Semenjak masa kanak-kanak dia sudah sering menyusuri jalan-jalan. Profil dan bentuk telah meniggalkan kesan-kesan permanen. Dia memaknainya sbb.: Struktur-struktur tersebut berdiri berkaitan dengan lokasi fisik Israel sebagai hasil dari kaum Yahudi yang hidup di sana. Itu adalah nilai-nilai yang dewasa ini dapat dihidupkan kembali dengan sama baiknya. Persyaratan untuk itu adalah sebuah pengertian bahwa imajinasi tentang keindahan dan estetika tidak dinilai dengan subyektif melainkan lebih tepatnya dengan karakter obyektifnya. Dan, bahwa mereka dapat didiskusikan secara terbuka.

"Pada tempat dimana tradisinya kuat, seperti di timur tengah, Paris, London atau Italia“, lanjut Portugali, "Arsitektur modern adalah memungkinkan sama baiknya“. Struktur-struktur yang memperkenankan sebuah gedung untuk berbicara.

Penentuan Pintu Masuk

Pintu pagar dan area pintu masuk sebuah gedung menghubungkannya dengan dunia luar. Mereka harus didefinisikan dengan jelas dan harus ada (keterkiniannya) .

Pekarangan atau pekarangan-dalam

Sturktur bentuk, yang menceritakan kepada kita sesuatu tentang pemisahan sementara dan penuntunan kembali massa bangunan dengan dunia luar. Gedung tidak terpisah lepas dari dunia luar. Di dalam pusat pekarangan (yang tidak harus membentuk sentral geometri dari gedung itu) dapat dibuat sebuah air mancur. Air dianggap sebagai simbol dari kehidupan pada banyak kebudayaan. Di depan pintu masuk untuk tempat sakral atau kuil dapat saja ditempatkan sebuah rancang-bangun cilik dilengkapi dengan air mengalir yang membedakan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Pintu Masuk

Ia harus berbeda dengan semua titik di dalam gedung. Ia dapat ditonjolkan dengan sebuah canopy yang memisahkannya dari sisa bangunan lainnya.

Arkade

Ini adalah bagian tetap dari banyak kebudayaan, menghubungkan gedung dan memisahkannya dari pekarangan luar dan taman. Seperti selasar yang dapat ditemui di Eropa dan Jepang.

Pemagaran

Portugali pada prinsipnya tidak menebang pohon. Dia memanfaatkan 2 kemungkinan, apabila pada lokasi proyek terdapat pohon-pohon. Pada kasus pertama, sebuah gedung pemeliharaan perangkat-tua di Rashi St – Tel Aviv, dia menggunakan 2 pohon Eukalyptus tua untuk menandai area pintu masuk. Pada kasus yang lain, sebuah deretan pohon terdapat di sebuah proyek yang akan dibangun, dia menempatkan gedungnya di tengah-tengah deretan pohon, mengarahkan jendela secara langsung pada pepohonan tersebut dan menghasilkan suatu kesan seolah-olah orang berada di samping sebuah hutan. Bukunya telah memenangi penghargaan Arsitektur dari RIBA (Himpunan Arsitek Inggris) yang prestisius.

Beberapa hasil karyanya ada di Music Centrum Felizia Blumenthal - Tel Aviv dan Perpustakaan Kota Ariela. Dia merancang sebuah pemukiman di Kibbutz Ma’agan Michael dan rumah pengarang David Shaytz di Jerusalem.

Referensi buku: Buku Nili Portugali „The Act of Creation and the Spirit of a Place“, adalah salah satu dari 20 buku terpilih dari RIBA di dalam kategori Buku-buku Arsitektur Dunia. Di dalam buku-bukunya dia memaparkan pandangannya bagaimana dia menemukan sebuah jalan baru, mencipta sebuah lingkungan fisik, dimana manusia berperan sebagai makna sentralnya. “Tidak setiap hari muncul sebuah terbitan buku ke pasar, yang ditunjukkan oleh arsitek Israel kepada dunia. Karya Portugali mengintegrasi arsitektur dengan spiritualitas, harapan dan esensi. Tidak terdapat buku yang sepadan. Ia adalah sebuah hal yang tidak lumrah. “ Portugali tidak hanya memberitakan tentang 30 tahun arsitektur, di dalam bukunya terdapat pula lebih dari 700 foto.
Whs 290408

Orang-orang China Memboikot Carrefour
Oleh Wang Zhen

(Erabaru.or. id) - Protes politis jarang terjadi di Tiongkok sejak Pembantaian Lapangan Tiananmen tahun 1989. Jika pernah ada, Negara di luar negeri adalah targetnya, seperti Amerika Serikat atau Jepang. Kali ini, Perancis menjadi salah satu yang tidak beruntung.

Karena Reli Obor Olimpiade Beijing diboikot di Perancis, Tiongkok mulai memboikot Retailer Perancis Carrefour seminggu yang lalu dan boikot mencapai puncaknya pada hari Kamis,19 April 2008.

Pada pagi hari tanggal 19 April, sekitar sepuluh ribu demonstran membawa banner seperti “Tutup mulutmu Perancis, Tibet adalah bagian dari Tiongkok!” di luar Kedutaan Perancis di Beijing. Sore itu, jalanan di sekitar Kedutaan Perancis telah diamankan oleh kepolisian.

Berdasarkan pada Japan Kyodo News, pada pukul 10 pagi tanggal 15 April, sekitar 15 kendaraan dengan spanduk seperti “Tibet adalah bagian dari Tiongkok,” “Dukung Olimpiade”, berkumpul di sekitar Kedutaan Perancis dengan diikuti oleh sebuah mobil polisi. Demonstran melambaikan bendera nasional Tiongkok dan membunyikan klaksong dengan langtang. Kegiatan tersebut berlangsung sekitar 15 menit. Kyodo News berkomentar bahwa protes politis jarang terlihat di Beijing. Pemerintah pasti telah menyetujui hal ini secara diam-diam.

Demonstrasi di Seluruh Tiongkok
Pada hari yang sama (19 April), demonstrasi di beberapa kota besar seperti Beijing, Wujan, Hefei, Qingdao, Kunming juga memblokade pintu masuk Carrefour di masing-masing.

Di Timur Tiongkok Kota Hefei, lusinan kendaraan besar memblokade pintu masuk dari supermarket Carrefour. Slogan seperti “Cintai Tiongkok, Lawan Kemerdekaan Tibet” telah dicat pada tembok supermarket. Ada pelajar yang berteriak ”Jaga Keutuhan Negara Kita, Tolak Kemerdekaan Tibet” dan pengunjung Carrefour juga telah diblokade sehingga tidak bisa berbelanja.

Di kota pesisir pantai, Qingdao, sekelompok orang membakar bendera nasional Perancis di depan sebuah supermarket Carrefour.

Di Barat Daya Tiongkok, Kota Kunming, penduduknya melakukan protes di sebuah Carrefour local selama tiga hari berturut-turut. Lebih dari dua ratus orang menggunakan sebuah bendera lima bintang Tiongkok yang besar untuk memblokade pintu masuk dan menunjukkan ekspresi menghina kepada siapa saja yang masuk atau keluar dari supermarket.

Seorang pengunjung Carrefour di tempat tersebut, Bapak Zhu bertanya kepada demonstran, “Kenapa kalian menolak Carefour di mana sebagian besar barangnya adalah buatan Tiongkok… sangat tidak rasional.” Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, kerumunan masa mencaci maki nya dengan lantang,”Pengkhianat! Apa yang kamu katakan?” dan mendorongnya sehingga jatuh ke tanah, beberapa bahkan melemparkan botol air kepada orang tersebut.

Berdasarkan pada laporan Tanwai’s Liberty Times di pusat Tiongkok kota Wuhan, beberapa ratus orang berkumpul di Carefour pada tanggal 19 April, berteriak “Boikot Carrefour. Para demonstran juga membawa sebuah foto dari Ketua Mao. Beberapa orang menggambar simbol Nazi di bendera nasional Perancis. Media memperkirakan beberapa ribu pelajar universitas berpartisipasi dalam protes tersebut.

Tanggapan Pejabat dan Media
Duta besar Perancis untuk Tiongkok, Herve Ladsous mengadakan sebuah konferensi pers pada tanggal 18 April dan mengkritik demonstran dengan mengatakan,”Carrefour” mempunyai sepuluh ribu karyawan, “memboikot Carrefour sama dengan memboikot masyarakat Tiongkok.”

Radio Free Asia mengutip pernyataan reporter senior Tiongkok Ling Cangzhou, “Ada begitu banyak orang mengkritik CNN, tapi kami pikir hal ini terjadi karena sebagian besar dari mereka tidak dapat menonton CNN. Jika mereka dapat benar-benar menonton CNN, mereka tidak akan begitu bias.”

Walaupun media resmi rezim adalah satu-satunya media yang menyemangati demonstrasi “patriot” saat itu, pada sore hari tanggal 17 April, Xinhua News Agency mempublikasikan sebuah artikel tanpa nama penulis yang mengkritik boikot terhadap pedagang Perancis, terutama Carrefour,”… mengungkapkan sentiment patriotisme, tapi mereka seharusnya menggunakan sebuah cara yang lebih rasional, praktis, dan pendekatan yang dewasa dalam mengekspresikan perasaan mereka, karena pada masa ekonomi global seperti sekarang ini, menolak produk dari sebuah negara tertentu… adalah sangat tidak bijaksana… dan akan menimbulkan kerugian bagi mereka sendiri.”

Perhatian terhadap Olimpiade Beijing
Para ahli percaya bahwa pihak berwenang juga khawatir bahwa situasi mungkin menjadi di luar kendali dan malah akan membahayakan Olimpiade Beijing. Artikel tersebut adalah sebuah sinyal bahwa pihak berwenang mencoba untuk mendinginkan periode aksi “patriot” dengan protes terhadap pengusaha asing. Beradasarkan sebuah laporan dari Radio Free Asia, universitas di Tiongkok telah menerima perintah dari otoritas yang lebih tinggi untuk memonitor secara ketat aktivitas pelajar dan melarang mereka untuk turun ke jalan lagi.

Pada hari Senin (21 April), sebagian besar supermarket Carrefour di Tiongkok telah kembali beroperasi seperti biasa. Di Shanghai, banyak orang bahkan tertarik dengan discount dari brand Perancis Lafuma di Westgate Mall di Distrik Meilong.

Rahasia Langit (2):Roh Aksara Berasal dari Sang Pencipta
Penulis: Shan He


(Erabaru.or. id) — Belakangan ini secara kebetulan (penulis) melihat bahan bacaan mengenai kaligrafi, ternyata di dalam kaligrafi juga terjelujur banyak sekali faktor kebudayaan tradisional di dalamnya, sungguh membuat orang merasa takjub selain itu seharusnya juga tidak merasa heran baru benar. Yang membuat takjub ialah ternyata di dalam kaligrafi Tiongkok, struktur lima unsur (tanah, air, api, logam, kayu) dan Yin-Yang (elemen Positif - Negatif) yang terkandung di dalam aksara kuno Tiongkok sendiri, sama halnya merembes ke dalam penulisan aksara yakni kaligrafi. Sang Pencipta sesuai dengan prinsip Yin-Yang dan lima unsur, telah mencipta tubuh manusia: Lima organ utama, daging-kulit- tulang-otot, tentu saja ditambahi lagi dengan yang paling esensial yakni “Spirit/Shen” – Kesadaran dan Jiwa Manusia. Selain itu sang Pencipta juga sesuai dengan prinsip Yin-Yang dan lima unsur telah mencipta segenap isi dunia kita ini, termasuk yang kasad mata seperti: Rerumputan, pepohonan, tanah, batu, air, api, juga yang tidak kasad mata seperti: udara beserta segala sesuatunya dari ruang/dimensi lain.

Persyaratan paling mendasar dari kaligrafi ialah hati yang bersih dan konsentrasi yang fokus. Sesuai Ouyang Xun: “Jernihkan jiwa dan istirahatkan pikiran, benahi hingga lurus diri sendiri dan ekspresi wajah, memegang pena timbul inspirasi, berlatih kaligrafi dan tekadpun mantap.” <8 Rumus>Setiap kali memegang pena harus lurus sekaligus bulat, energi saling silang antara berat dan ringan, heningkan jiwa dan tenangkan pikiran.” () Wei Shuo, alias Mao Yi, orang dinasti Jin Timur (317 - 420), di dalam karyanya yang berjudul: , memasukkan theori tentang urat-tulang- daging ke dalam thesis buku, membuatnya menjadi norma bagi referensi kaligrafi.”Yang piawai menggunakan tekanan pena cenderung bertulang (kuat-kaku), yang tidak piawai menggunakan tekanan pena cenderung berotot; bertulang banyak tapi berotot lemah disebut kaligrafi berotot, bertenaga besar dan berotot subur ialah sakti, tanpa tenaga dan tanpa otot ialah sakit.” Seperti demikianlah yang dikatakan oleh orang yang menyelami Dao.

Leluhur sejarah kaligrafi Tiongkok yang diakui umum, Zhong You dari Han-Timur, “ yang mahir menggunakan pena ibarat langit, yang suka akan keelokan ibarat bumi ” Menulis titik bagaikan gunung rapuh dan tenggelam, memetik bagaikan hujan mengguyur, tipis bagaikan sutera, ringan bagai awan halimun; pergi bagaikan bujang penjelajah mega memekik bak burung Hong, datang bagaikan gadis yang menyelam diantara belantara bunga, terang berkilauan, dari nun jauh sudah terpantul.” Seperti demikianlah yang dikatakan oleh orang yang menemukan Dao (Jalan spiritual menuju kesempurnaan) . Syair dari (penyair tersohor) Su Shi: “Kaligrafi harus memiliki spirit, Qi (hawa murni), tulang, otot, darah, kurang salah satu dari lima hal tersebut, tak bakal jadi.” Seperti demikianlah bagi yang telah memperoleh Dao.

Selain itu mekanisme penggunaan Yin-Yang dan lima unsur dari aksara kuno Tiongkok, sama-sama menjadi dasar bagi kaligrafi. Kaisar Li Shimin – Tang Taizong (dari zaman dinasti Tang/618 - 907): “Inti sari kaligrafi ialah spirit, apabila tidak berspirit, maka aksara tanpa karakter; hati sebagai urat dan tulang, jikalau hati tidak teguh, maka aksara tanpa kekuatan; bulu kuas sebagai kulit, apabila bulu kuas tidak bulat, maka aksara tanpa kehangatan dan cahaya. Semestinya hati / jiwa dan goresan kuas saling dicampur-gunakan, optimalnya spirit dan Qi diselaraskan.” Kritikus menilai gaya kaligrafi style Gong Kai, Chao, Fei Bai dari Tang Taizong goresan penanya berspiritualitas kokoh. Karya kaligrafinya yang terwariskan antara lain: , , dll, anggun dan tenang serta halus indah, kuat bertenaga mengalir dengan cantiknya. Sesungguhnya orang pertama yang benar-benar menggali esensi dari kaligrafi, adalah kaisar Tang Taizong ini. Sebelumnya orang Tionghoa dalam menulis aksara, hanya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, belum memperoleh perhatian yang begitu besar. Para pakar kaligrafi sebelumnya kebanyakan adalah bentukan bakat alam.

Jenderal yang piawai dengan kaligrafi, zaman dahulu cukup banyak. Misalnya tokoh Zhang Fei dari zaman San Guo (Samkok/220- 280), sebetulnya ialah pakar besar kaligrafi, namun yang tertinggal hanya beberapa bait saja sebagai bukti. Liang Wu Di – Xiao Yan mendalami Dao sastra dan silat, tapi hanya sebagai kultivasi pribadi. Ahli silat/militer menjadi pakar kaligrafi, sama sekali berbeda dengan seorang sastra tulen. Zhang Fei, Liang Wu Di, dan Tang Taizong serta jendral tersohor zaman Song Utara, Yue Fei, mereka rata-rata adalah jenderal terkenal dalam sejarah yang memimpin pasukan besar dan kavaleri tangkas menghalau musuh hingga ribuan km, jiwa besar dan kelapangan dadanya sama sekali tidak dapat disamakan dengan orang kebanyakan. Terlebih lagi ialah keempatnya rata-rata memiliki ilmu seni silat tinggi, orang awam sulit membayangkannya, diantara kaligrafi dan seni silat dan memimpin pasukan bertempur, keterhubungan yang tak nampak di dalamnya adalah begitu halus. Jendral pendiri dinasti Tang, mengulas kaligrafi selalu disertai sebuah semangat yang gagah perkasa. ”Dalam sekejap memutar balik mata-pedang, bagai lutung jangkit melompati pohon, kecebong gesit menjumpai air, bagai pasukan cepat mengejar calon tawanan, bagaikan api membara menyulut padang ilalang.” “ Ada aksara tertentu dengan sudut yang banyak lekukan, aksara style Zhuan Ti bagaikan bentuk ular, atau formasi perang, oleh karenanya pasukan tidak memiliki formasi lumrah, tak ada kaligrafi yang lumrah.”

Orang zaman kuno dari sentuhan pena dan susunan aksaranya, bisa menilai karakter dan hasil gemblengan bathiniah seseorang. Konon ditilik dari tulang, Qi (hawa murni) dan darah serta otot-tulang, maka sudah langsung merefleksikan Qi, darah dan otot-tulang, maka peredaran Qi dan darah seseorang, wajarnya apabila ditinjau dari sudut pandang kedokteran Tiongkok yang akan memantulkan kondisi kesehatan tubuh orang tersebut. Yang Xiong di dalam mengatakan: “Kaligrafi, notabene ialah gambar dari jiwa.” Maka kaligrafi adalah penggambaran psichologis, juga ialah sebuah cara yang dengan goresan kaligrafi mewujudkan kondisi jiwa. Dikatakan: Kaligrafi sewaktu mabuk, alis menjulang wajah bergoyang; kaligrafi sewaktu riang, pemandangan bulan cerah; kaligrafi dikala murka, pedang hendak dicabut - busur direntangkan; kaligrafi dikala duka, bermuram durja; serta usia tua dan muda, baik lelaki maupun wanita, dikala sakit dikala biasa, menunjukkan kondisi seadanya. Kekuatan kalbu mengendalikan otot-daging, kekuatan otot-daging terkumpul di jari tangan, kekuatan ujung jari disalurkan ke gagang pena; bergeraklah gagang pena dan lahirlah sudah aksara dari ujung pena.

Dikatakan, pakar zaman dulu mengenali aksara bagaikan seorang tabib memeriksa nadi dan ahli nujum meneliti wajah orang yang bagaikan merasuk melalui dasar mata. Maka dilihat dari suatu sudut pandang lain dikatakan, kelemahan, kebaikan, kondisi kesehatan masing-masing orang bisa dituangkan pada ujung pena, maka penulis bisa dengan tuntas dari segores demi segores memeriksa kekurangan diri sendiri, diri sendiri yang tak nampak, bisa ditemukan lewat aksara. Sesudah mengkoreksi kekurangan dan meluruskan suasana hati, juga segera bisa dari aksara diri sendiri melihat kemajuannya. Walau diri sendiri betul-betul tidak melihatnya, masih ada sahabat dan pakar yang memeriksa dan mengkoreksinya. Mempelajari kaligrafi yang telah berjaya ratusan tahun, juga bisa terlihat jalan yang ditempuh oleh pendahulu bagaimana melaluinya, dengan itu melakukan pembenahan diri.

Dari buku Tang Taizong?”Untuk titik /Dian harus ditarik, ketat tapi berat. Untuk gambar /Hua harus dikendalikan, tampak anggun tapi tidak langsung. Untuk garis lekukan /Pie harus dengan goresan sekilas, anggun beresiko tapi kuat. Untuk garis tegak /Shu harus punya greget, berperang dengan gagah. ?Untuk garis bersudut /Ko harus lembut, tahan sejenak dengan menoleh ke kanan. Untuk garis lingkar harus dengan perasaan tertekan, titik-beratkan pada ujung pena lalu berputar secara menyeluruh. Untuk garis bergelombang harus dengan goresan ke arah kanan bawah, titik-beratkan pada tiga aspek lekukan garis, sedikitpun tidak boleh lengah. Saat goresan pada sisi huruf, pena tidak boleh datar. Saat menyetop goresan, pena tidak boleh merebah, harus ujung pena yang memulai jalan goresan. Greget tapi hindari lurus, terlalu lurus akan kehilangan tenaga. Jikalau dibuatkan buku untuk segala bentuk dasar tulisan, boleh dibilang sudah tuntas. Untuk titik/Dian harus ditarik, ketat tapi berat.” Kelihatannya prinsipnya sama dengan pesilat yang sedang menggunakan jurus pedang dan tombaknya. ”Greget tapi hindari lurus, terlalu lurus akan kehilangan tenaga.” Prinsip berlatih kemiliteran dan silat juga persis seperti itu. Generasi penerus memuji kaligrafi Taizong anggun dan tenang serta halus indah, kuat bertenaga bagai aliran yang cantik, bulat kokoh cantik mengalir, artikel maupun syair hasil karyanyapun segar dan elegan. Penulis tidak pernah menduga Taizong dari berlatih kemiliteran dan memimpin pasukan telah memperoleh Dao dengan mendalam, prinsip yang disadarinya dari dalam aktifitas tersebut telah larut selaras di dalamnya.

Memahami sampai disini, penulis yang termasuk awam dalam kaligrafi saja bisa menyadiri sedikit arah Dao tersebut. Tempo hari mendengar Li Youfu (mantan juara Wushu Tiongkok tahun 80an) dalam wawancara, teringat ia berkata dahulu berlatih semalam suntukpun tidak merasa lelah, kala itu (penulis) tidak begitu mengerti mengapa bisa seperti itu. Kini sudah memahami, berlatih silat-tangan kosong, berlatih pedang berlatih silat dan kaligrafi, yang berhasil memasuki pintu (spiritualitas) pun mengerti telah memasuki jalur Dao. Bagaimana caranya memasuki jalur Dao? Ialah mengerti proses berlatih adalah proses peningkatan dan pembubungan pengaliran dan pengendapan Qi, semakin dilatih, Qi akan semakin jernih, semakin mengendap semakin menyegarkan, seiring dengan itu jiwa dan raga serta semakin lama semakin berkembang sesuai mekanisme, oleh karena itu tidak saja tidak menjadi lelah, malah semakin lama semakin bersemangat. Dahulu membaca buku sejarah, merasakan para jenderal dan pasukan kerajaan Tang dan pasukan marga Yue semakin perang semakin garang, ternyata mereka adalah betul-betul pesilat sejati yang sudah masuk jalur Dao dan melakukannya mengikuti mekanisme. Julukan Pesilat Sakti bukanlah omong kosong belaka.

Di dalam proses penulisan kaligrafi persyaratan terhadap sang seniman, dengan prinsip kultivasi serasa pas sekali. Dalam point ini menjadikan kaligrafi Tiongkok pada akhirnya telah berkembang menjadi sebuah pohon raksasa pencakar langit. Para penggemar kaligrafi masa kini, hampir setiap penggemar merasakan dengan mendalam bentuk kesenian semacam ini terhadap pemurnian dan penempaan jiwa, tutur kata dan pelaksanaan semuanya mengalami pengaruh positif secara berangsur-angsur, sedikit banyak bisa menyadari taraf alam yang membuat hati orang penuh dengan harapan. Beginilah kebudayaan tradisional Tiongkok, memang demikian menakjubkan, satu garis maupun goresan, ternyata ada banyak kandungan makna di dalamnya, selain itu juga telah mempengaruhi karakter dan nurani orang Tionghoa selama ribuan tahun, dibicarakan kegaibannya rasanya sulit diucapkan dengan kata-kata. Bagaimanapun Kaligrafi, ialah cara tradisional Tiongkok dalam penulisan aksara dengan menggunakan mopit (Semacam Kuas/pena dengan menggunakan tinta China). Kaligrafi, orang kuno ada yang menyebutnya Dao seni menulis. Ada pepatah: “Kaligrafi adalah gaib, sulit dilukiskan dengan kata-kata”. Ada pepatah lain: “Dao kaligrafi menakjubkan, syarat mutlak ada takdir pertemuan, tidak bisa sengaja dicari.”

Kebudayaan tradisional Tiongkok, tak peduli dengan bentuk wujudnya dan makna, segalanya boleh dibilang begitu kaya hingga taraf tak dapat ditiru. Hanya menanti penanganan serius dan penggalian dari manusia zaman sekarang.
(http://www.dajiyuan .com)

Artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi si penulis.
http://www.epochtim es.com/b5/ 7/8/28/n1815476. htm

Jumlah rakyat China yang telah mengundurkan diri dari Partai Komunis China sampai hari ini berjumlah : 36,003,664 orang.

Erabaru (The Epoch Times / Dajiyuan) adalah media berbasis website dan koran bahasa mandarin yang terbit di Hongkong, Singapore, Rusia, Taiwan, Jepang, Korea, Israel, Kanada, Eropa, Rusia, Australia, Amerika, Selandia Baru dan Indonesia dan juga terbit dalam bahasa-bahasa di negara tersebut. Untuk mengetahui informasi menarik lainnya seputar peristiwa, kesehatan, tips, cerita budi pekerti, alam semesta, manusia dan kehidupan, penemuan iptek, budaya, legenda, biografi, ramalan dunia, dan penemuan prasejarah kunjungi :

0 comments: